Aku tidak bisa.
Aku tidak bisa melupakanmu barang seharipun, sejampun, semenitpun, bahkan
sedetikpun. Aku bahkan telah melupakan apa alasan kita berperang ego.
Menggugurkan ratusan janji dan komitmen yang tlah kita rangkai sendiri. Serta
melucuti ribuan kenangan yang tlah kita rajut sepanjang kisah. Aku pun lupa
bagaimana caranya kita melupakan itu semua.
Aku tidak peduli.
Aku tidak peduli seberapa banyak airmata yang telah menetes. Entah itu
puluhan, ratusan, bahkan ribuan tetes. Aku tidak pernah punya waktu untuk
menghitungnya. Kamu tahu? Waktuku tlah habis untuk menangisimu. Menggerutui
betapa bodohnya aku dengan teguh memegang ego takut kalah dalam peperangan.
Padahal denganmu, perang denganmu.
Aku tidak mengerti.
Aku tidak mengerti mengapa bisa aku mengucapkan untuk meninggalkanmu. Bahkan
berkali-kali hingga rasanya tenggorokan ini ingin putus, hingga rasanya
kupingku sendiri akan meledak, hingga rasanya kepala ini mengepul-ngepul. Entah
munculnya dari mana kekuatan itu menguasaiku. Hingga hilang kendali saja tubuh
ini dibuatnya.
Aku tidak memahami.
Aku tidak memahami apa yang sedang terjadi sekarang. Aku. Kamu. Kita. Pecah.
Terberai-berai. Berantakan. Sampai-sampai aku ingin marah saja pada keadaan
ini. Aku pula tidak memahami perasaan yang bergejolak ingin meledak-ledak di
dalam dada. Ini tidak adil, tidak akan pernah adil bagiku. Sampai sini, aku
tidak pernah memahami apa yang telah kita lakukan pada hubungan ini.
Aku tidak menyadari.
Aku tidak menyadari bahwa keputusan bodoh kita ini menyebabkan lebam di sana
sini, mengeringkan cadangan air mata kita masing-masing, mematahkan hati yang
sudah tau sedang cinta-cintanya, meremukkan cinta yang sudah kita bangun dengan
susah payah. Ternyata kita berdua bodoh, dengan relanya diselimuti emosi.
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dengan segala apapun yang ada di hidupmu. Bahwa kamu adalah
lelaki terbaik yang ku temui sejauh ini. Bahwa aku tidak akan pernah rela
kehilanganmu dan kebiasaan-kebiasaan kita. Kembali... Karena aku tidak akan
pernah siap untuk ditinggalkan dan meninggalkanmu.
Dari seorang perempuan yang bodoh..
terkadang, perasaan lebih dari sekedar mampu untuk mengalahkan logika :D
BalasHapusIya, perasaan memang selalu menang :)
Hapuskalo ikhlas bakal ada ganti yg lbh baik.....
BalasHapusAh kamu bener juga :)
HapusWaktu akan menyembuhkan segala rasa sakit...dan suatu hari, kamu akan bisa mengenang dia dengan senyuman...
BalasHapusIya semua itu cuma tentang waktu :)
Hapus