Starry Sun

Jumat, 22 April 2016

#AprilNulis Hanya Secangkir Kopi

Aku hanyalah secangkir kopi.
Yang kau cari ketika stres melanda. Menjadi media sebagai penyerap hari sialmu, dan dihabiskan dengan berbagai umpatan dalam pikiranmu. Aku habis demi menenangkanmu.

Aku hanyalah secangkir kopi.
Yang membuat jantungmu berdebar-debar tak sehat seketika. Bukan seperti secangkir susu, yang menghangatkan perut dan tubuhmu. Bukan pula seperti secangkir teh, yang aromanya dapat mensugesti pikiran baik dalam kepalamu.

Aku hanyalah secangkir kopi.
Yang diseduh dengan ribuan pahit. Menyisakan sedikit manis di ujung lidah, namun mendominasi pekat di sekujur mulut. Menyisakan ampas pekat di dasar cangkir, yang bahkan tidak sedap dipandang lalu bersegera untuk dibinasakan.

Aku hanyalah secangkir kopi.
Yang warnanya sangat tidak menarik. Diseruput dengan sedikit mengernyitkan dahi, menahan pahit. Bahkan ditinggalkan pada tegukan pertama, jika tak sesuai dengan seleramu. Aku berdiam diri hingga berakhir di bak cuci.

Aku hanyalah secangkir kopi.
Bukan pilihan pertama dalam pagi cerahmu, hanya pilihan terakhir pada malam harimu. Setelahnya, diumpat karena kau tak bisa terlelap. Aku hanya menyusahkanmu saja, kan.

Beginilah aku, hanya secangkir kopi.
Yang setia menunggu diteguk perlahan-lahan. Menemani di pinggir laptop kerjamu, pada hari ke sekian malam lembur. Hidup untuk menjadi pilihan terakhir dan penutup hari.
Beginilah aku, hanya secangkir kopi.

----------***----------

diikutseratakan dalam #AprilNulis NBC Palembang

1 komentar:

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)