Starry Sun

Senin, 19 Oktober 2015

Serupa Inilah Caraku Melupakanmu

Lagi lagi tentang aku yang grasak-grusuk melupakanmu. Tidak ganjil karena memang itu bukan hal mudah yang bisa dengan sekali jentikan jemari terwujudi. Menimbang-nimbang apakah ini akan berlalu dengan lekas, atau aku harus menikmati beberapa fase selit-belit lagi. Menahan debar demi debar kala romansa itu dengan tidak tahu dirinya menyembul secara gamblang.

Aku tertawa lebih kuat saat ini, bahkan dengan hal-hal yang sesungguhnya tidak elok untuk ditertawai. Tujuannya hanya satu, agar aku terlihat bahagia dan menyamarkan roman kesedihanku.
Aku berjalan dengan sedikit agak berayun saat ini, bahkan hingga rambutku berayun-ayun walau tanpa angin. Tujuannya hanya satu, agar aku terlihat riang gembira dan menyamarkan lukaku.
Aku tersenyum sepanjang hari, bahkan pada orang-orang di jalan yang tidak ku kenali. Tujuannya hanya satu, agar aku terlihat sumringah sepanjang hari dan menyamarkan kepelikanku.
Aku berkawan dengan demikian banyak orang, bahkan dengan orang dari belahan dunia manapun. Tujuannya haya satu, agar aku tidak merasa seorang diri.
Aku pergi ke banyak kawasan baru, bahkan ke tempat paling jauh yang bisa aku tempuh. Tujuannya hanya satu, agar aku menjumpai banyak pengalaman baru dan menelantarkan masa laluku.
Aku makan ini dan itu sesuka hati, hingga tak mengacuhkan berat badanku lagi. Tujuannya hanya satu, agar aku terlihat menikmati hidup dan tidak menghiraukanmu.

Serupa inilah caraku mengelabui dunia. Bahwa aku adalah seorang gadis periang yang tak bisa larut dalam rupa-rupa kesedihan. Bahwa aku adalah seorang gadis yang senyumnya selalu merekah tanpa pernah menebarkan kepedihan. Bahwa aku adalah seorang gadis penuh euforia yang mengepul-ngepul tak sempat bernala-nala apa itu patah hati.

Dan pula, kenyataan itu menyulutku makin terlihat menyedihkan. Seperti inilah caraku menuntut hati untuk kukuh berdiri menantang badai. Tak peduli aku berjejak di atas genangan masa lalu yang maha dahsyat mencengkeramku agar larut dalam perih-perihnya. Menenggak bulir demi bulir air mataku sendiri agar tak sempat jatuh.
Tujuannya hanya satu, tak lain dan tak bukan untuk melupakanmu.

6 komentar:

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)