Setiap orang menginginkan hatinya dijaga.
Tetapi sebagian orang lupa setiap orang pula punya hati.
Enyahlah rasa sakit ini. Enyahlah bawalah bersama angin.
Katanya tak seberapa, katanya hanya barisan-barisan saja
Namun...
Perihnya melengking-lengking, terkaing-kaing
Menuju puncak. Gunungpun lewat
Bibir mengatup, tutup. Bosan bicara
Mata mengambil alih
Alih-alih mengungkapkan, ia malah banjir.
Penuh peluh, kian lusuh
Penuh murung sambil mengikir hati
Lalu salah siapa? Bertanya pun salah
Bahu mana lagi yang bisa puan sandari
Satu-satu mengubah es, satu-satu mendingin
Lalu tangan mana lagi yang bisa puan genggami
Satu-satu menoleh tak lagi, satu-satu jemarinya lepas
Bukankah tak boleh bertanya?
Lantas kemana puan berterus jalan?
Di sudut? Mana pula di sudut
Pergilah ke pusat, cari-cari hati yang baru
Sesiapa yang tahu, temu bahagia dengan tuan nan baru
Bersandar dimana lagi puan?
Punggung pertiwi pun sendirian
Puan tak mau bersepi-sepi lirih, puan tak sendiri
Tak butuh melarut dalam duka-duka bodoh
Mengasinglah, mengasinglah dari pedih-pedih tak karuan
Cecari bahagiamu, puan
Cecarilah. Sebab duniamu lebih hebat
Puan pintar memilah janji, puan pintar menepati
hati itu kompleks. susah buat dijelasin. tp kadang kita malah buat rumit sendiri..
BalasHapusyak itu dia, kita sendiri yang buat
Hapushati, cuma sekeping atau sebongkah daging, akhh entahlah sulit menggambarkan seperti apa bentuknya. tapi sedikit saja hati tergores hingga luka bahkan sekujur tubuh yang ikut merasakan sakitnya.
BalasHapusaku jadi inget blog ku waktu masih remaja, pas baca blog kamu sist.... salam kenal ya.
Begitulah hati dan perihal lainnya. Makasih sudah mampir ya salam kenal juga :)
Hapusbener2 perihal hati :')
BalasHapusSesuai judul :)
Hapuskita lagi bicara hati by blog hehe... mantap
BalasHapusMantap :)
HapusHati yang tergores oleh cakaran sembilu, akan bisa diobati oleh pemilik hati yang sendu...
BalasHapusHmm bisa jadi kayak gt :)
Hapus