Starry Sun

Sabtu, 11 April 2015

Mengapa tidak kamu?

Sepeninggalan kamu pergi.
Aku bertemu dengan seseorang. Dia baik sekali. Umurnya sama denganku, hanya saja sudah tamat lebih dulu.
Kami berbincang banyak hal, dia asik. Tapi mungkin tidak seasik ketika pertama kali kita bertemu. Bahasa tubuhnya agak kaku, mungkin dia masih canggung. Aku pun sama. Tidak menatap matanya ketika berbicara. Tidak seperti denganmu. Dulu.
Pertama kali kita bertemu, ingat? Waktu itu sepupumu yang notabene teman akrabku sedang mempersiapkan ulang tahun pacarnya yang notabene teman akrabmu. Di rumah salah satu temanmu, kita bertemu. Yang aku ingat malam itu kamu duduk di lantai teras dan aku berdiri dengan keadaan gelap. Kamu berbincang dengan sepupumu dan bertanya siapa aku? Tanpa ada jabatan tangan waktu itu dan aku hanya diam. Tidak ada yang kaku darimu ketika kita berbincang-bincang di ruang tamu, hanya saja aku yang tidak banyak bersuara. Tak ada yang ku kenal, pikirku.

Lalu dengan santainya kamu ikut aku dan sepupumu pergi keluar membuat video, memaksa pula. Padahal kami hanya ingin pergi berdua. Lalu kita ke sebuah kafe dan banyak sekali berbincang. Kamu sok akrab sekali denganku, seperti sudah lama kenal. Sampai bertanya-tanya soal pacarku yang...hei kita baru pertama kali bertemu loh. Tak ada canggung, tak ada kaku. Sangat menikmati. Bahkan aku biasa saja menatap matamu ketika berbicara, seperti sudah biasa dilakukan. Lalu kamu sodorkan hp meminta kontakku. Aneh.

Perihal lelaki yang ku ceritakan di awal tadi, dia tidak se-humble kamu. Tidak bisa membawa aku masuk dengan nyaman. Tetapi, dia memperlakukan aku dengan sangat baik. Sekali. Layaknya seorang pria.
Dia tidak bosan bertanya apakah aku sudah makan atau belum padahal tak pernah ku balas dengan pertanyaan yang sama pula. Dan ingin membawakanku makanan walaupun aku bilang sudah makan. Padahal rumahnya cukup jauh dari rumah kita. Rumah kita? Ya rumah kita hanya terpaut sekitar 50 meter. Lalu aku berpikir, mengapa tidak kamu yang melakukannya? Mengapa dulu ketika aku bilang sedang lapar, tidak kamu bawakan makanan atau ajak saja aku keluar makan. Pusat jajanan hanya 3 menit dari rumah kita, dan kamu tidak pernah melakukan itu.

Dia juga selalu menawarkan mengantar dan menjemputku ketika aku bilang pulang atau pergi sendiri saat ia bertanya pulang atau pergi dengan siapa? Lalu aku berpikir lagi, mengapa tidak kamu saja yang melakukannya? Mengapa dulu ketika aku minta diantar atau dijemput, ada banyak sekali alasan yang kamu lontarkan untuk menjawab tidak bisa? Padahal rumah dia cukup jauh dari rumah kita. Rumahmu sangat dekat dengan rumahku. Mengapa kamu tidak memperlakukan aku seperti dia? 

Bahkan ketika aku minta ditemani ke kampusku yang jaraknya jauh menaiki bus mahasiswa, kamu serta merta menolak dengan alasan yang sungguh membuat aku patah hati. Padahal aku saat itu sedang tidak enak badan karena tidak tidur semalaman. Dan kamu lebih takut bosan menemaniku daripada takut aku pingsan di jalan.

Dia suka mengajakku jajan tanpa ku pinta. Padahal aku bukan siapa-siapa baginya. Lalu aku berpikir lagi dan lagi, mengapa tak kamu saja yang mengajakku jajan? Toh aku hanya minta diajak membeli kue pancong, kue pukis, kue cubit, es cendol dan jajanan lucu lainnya. Tidak sulit. Mengapa dulu kamu tak pernah melakukannya padahal kamu tahu aku sangat suka jajan seperti anak kecil. Tidak sulit, sungguh tidak sulit membuat aku bahagia.

Kamu tahu? ketika valentine kemarin dia membawakan aku sebuah mawar merah yang cantik sekali dengan kartu ucapan "Happy valentine Lady Charinda. You look so perfect". Aku tertawa hari itu, kenapa? Tak pernah ada sedikitpun di pikiranku dia akan membawakan aku mawar merah yang cantik berserta cokelat-cokelatnya. Lantas ada banyak sekali pertanyaan berputar-putar di pikiranku. Mengapa tidak kamu saja yang melakukannya? Mengapa dulu ketika aku minta dicarikan bunga saat kamu memintaku jadi kekasihmu, kamu tidak mau turun dan mencarikannya untukku? Padahal aku tidak meminta buket mawar malam itu, hanya bunga di tepi jalan.

Ada banyak sekali pertanyaan-pertaanyaan bodoh yang berkeliaran dengan gamang di sisi-sisi kepalaku. Mengapa tidak kamu saja melakukannya? Aku ingin kamu yang melakukannya. Mengapa dulu aku tidak pernah dispesialkan? Padahal sungguh tidak sulit membuat aku bahagia. Sangat tidak sulit.

Mungkin benar, kamu bukan seorang pria seperti dirinya. Kamu hanya seorang anak laki-laki yang sedang iseng-iseng membuat komitmen dengan seorang perempuan. Bahkan kamu tidak bisa memegang komitmenmu sendiri. Ntahlah, aku sangat kecewa padamu. Terlebih pada diriku sendiri, yang membiarkan dirimu mengambil hatiku terlalu banyak. Padahal kamu tidak layak untuk diberi hati. Sama sekali.

----------***----------

 kata kunci : kata kunci : sajak-sajak patah hati, kata-kata cantik, sajak-sajak kehilangan, sajak-sajak ditinggalkan orang, sajak-sajak masalalu, menunggu, ditinggalkan ketika sedang pendekatan,  sajak-sajak galau, sajak-sajak galau, tentang kehilangan seseorang, sajak-sajak sedih, puisi patah hati, puisi kehilangan, puisi tentang ditinggalkan seseorang, puisi masalalu, sajak-sajak masalalu

8 komentar:

  1. Karena ia tak merasakan cinta dan berangan perempuan lain yang bersikap demikian.. What a life..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya what a life. Banyak yang gak bersyukur hehe

      Hapus
  2. bavuslah ktauan ga komitnen sekarabg daripada nanti mak
    @guru5seni8
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener juga ya mak. Tapi emang salah banget ketemu sama orang kayak gitu huhu

      Hapus
  3. Jangan terbawa hati yang ga pasti, move on sajalah...

    BalasHapus
  4. kenapa mesti dibanding-bandingkan, padahal bersyukur aja udah ada yang mau, diluaran sana ada banyak jomblo bertebaran minta hujan turun, eh pasangan XD

    BalasHapus

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)