Starry Sun

Minggu, 16 November 2014

harapan baru

malam ini hujan ber tik..tik..tik... dari balik jendela yang sudah mulai dingin oleh hembusan udara malam. dari balik selimut, aku menutup seluruh tubuh hingga ke ujung rambut. berbicara sendiri sambil berseri-seri. gila? jelas iya. aku sudah gila. orang waras mana yang berdalu-dalu cekikikan sendirian dengan muka panas? oh bukan, ternyata aku hanya sedang jatuh cinta. dengan orang di seberang telepon sana.

ternyata bukan hanya itu. ah aku malu jika disuruh menceritakan kelakuanku ketika sedang jatuh cinta. bagaimana jika aku menceritakan sosok tuan yang baru?
dia lucu dan menyenangkan. standar? bukankah cinta selalu menyederhanakan segalanya? masih ingat definisi bahagia versi saya? sangat sederhana. kamu harus tahu bahwa bahagia itu sangat sederhana bagi saya. kamu ada dan mengerti. kamu ada dan peduli. kamu ada dan menemani. kamu ada dan memahami. kamu ada dan menetap. ingatkan itu ya tuan.

sepasang tangan dalam genggaman yang hangat. malam itu aku sedikit kedinginan ya karena baju tanpa lengan yang ku pakai membuat semilir angin ac menusuk langsung ke kulit. ntah sudah berapa kilometer jalan kita tempuh dalam macet. yang aku ingat kita mengitari kota berjam-jam. curhatan bodoh yang ku ceritakan membuatmu tertawa karena melihat aku yang manyun. bodoh? iya.

yang aku ingat, tiba-tiba kecepatannya melambat dan hening. ketika ku toleh, kamu sedang melihat ke arahku sambil menahan senyum kemudian memalingkan wajah ke depan lagi. beberapa kali. sampai aku pikir kita akan berakhir nabrak setidaknya trotoar. bodoh? iya.

kemudian ada detak jantung yang memompa tanpa kendali. sedang berusaha ku kendalikan. meskipun yang terlihat hanya muka datar tanpa ekspresi. menutupi gugup disana sini yang menggerogoti. mungkin malam itu tidak hanya satu jantung tapi sepasang. iya kan? mengaku saja.

malam itu. sweater yang ku kenakan dari depan menutupi bagian lengan saja. hingga ke ujung kuku. ada tangan lain yang menggenggam. juga menawarkan perasaan baru. menceritakan bahwa tangan itu yang akan menuntun. dan bahwa lengan itu yang akan menjaga. juga dekapan hangat yang tercipta dari buku-buku jari yang saling bersisipan akan menjalari hari ke depan.

baiklah tuan. temani hari-hariku. jadilah sandaran yang tepat. tempat mengadu aduh. juga tampungan keluh kesah yang sebelumnya ku simpan sendiri. jadilah tempat berbagi yang baik. yang mau mengambil porsi besar atas kesulitan. dan porsi sama besar atas kebahagiaan.

tapi tenang saja, aku tidak akan berbagi ketakutan. karena aku tahu kamu adalah lelaki yang penakut hehe. ingat kan? ketika aku menakut-nakutimu yang sedang berada di teras kamar (kita masih bertemu suara meskipun bisa melihat atap rumah satu sama lain). hingga kamu memilih masuk dan menutup pintu teras. hehe. semoga perasaan takutnya bermanfaat. salah satunya takut kehilangan aku.

ps: tanpa kumis dan dengan rambut jigrak-jigrak ke atas seperti poto beberapa tahun yang lalu ketika kamu berada di semester satu membuat kamu lebih muda dan rapi. oke, lebih tampan. lets cut! dasar om-om.

----------***----------

kata kunci : puisi tentang jatuh cinta, puisi tentang bertemu dengan seseorang, puisi tentang mencintai, puisi tentang kebahagiaan, puisi tentang cinta yang baru, sajak-sajak jatuh cinta

7 komentar:

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)