Starry Sun

Rabu, 09 April 2014

Kelabu dalam abu

Untukmu yang sedang merayap dengan lincahnya kalbu hati.
Sekali lagi, terima kasih karena sudah berani menunggu. Yang katamu berjuang untuk kata kita, yang katamu ingin segera membangun pondasi bangunan mimpi. Maafkan aku yang belum siap melanjutkan ke tahap pembangunan itu. Kerangka yang kamu buat belum cukup kuat bagiku. Masih terlalu dini karena besinya belum kuat menancap. Katamu takut besinya berkarat selagi menunggu. Tapi yakinlah jika kita menjaganya malah ia semakin kuat. Untuk kamu ketahui, kamu tidak berjuang sendiri. Aku masih menguatkan tekad untuk melanjutkan ini

Dan untuk kamu ketahui pula, perempuan jatuh cintanya terlambat. Maka jadilah pencepat reaksinya agar meletup-letup seperti yang kamu inginkan. Kamu yang datang seperti cahaya, cepat sekali. Kurang dari 30 hari kamu tuntut aku yang masih menggerayangi sosokmu dari jauh. Menerka-nerka siapa gerangan pemuda yang ingin datang ini. Terlalu banyak kelabu dalam abu-abumu. Aku kurang mengenalmu secara dalam. Maka belum bisa ku simpulkan bahwa kamu tidak akan memorak-morandakan hati yang baru aku perbaiki dari hentakan keras orang yang pernah ku pertahankan dulu dengan sangat.

Masih tetap menjadi dongeng sebelum tidurku yang menenangkan, kamu membawaku melihat mimpi. Membuat senyum ini merekah lebih merah. Tarikan sudut-sudutnya lebih lebar dari biasanya. Namun menjadi dongeng tidak cukup menyenangkan bagiku. Satu dua kali pertemuan yang menyenangkan pun tak kuat melekatkan kamu dari pikiranku. Karena cinta berawal dari kebiasaan. Sudahkan aku memberitahumu?

Tapi perlu pula kamu ketahui, aku menemanimu dalam penyataan sosokmu. Pun menunggu kamu menjadi nyata. Selagi menunggu, maka perbuatlah yang bisa menjadikanmu nyata seutuhnya. Dalam segala keterbatasan yang kamu bicarakan, bagiku bahagia itu sangat sederhana. Melihatmu datang dengan senyum merekah sudah sangat membahagiakan. Karena cinta itu sungguh sederhana jika kita mensederhankannya

Untukmu yang selalu datang dalam mimpi, aku pun menunggu. Tak hanya kamu. Maka ketika kamu tanya kapan (lagi)? Maka pula timbul pertanyaanku, kapan maumu? Karena jika sudah cukup nyata, kapanpun bisa kita mulai bangunan itu
Untukmu peneman matahari bersinar dalan hari, datanglah kemari jangan lewat mimpi

----------***----------

 kata kunci : kata-kata cantik, puisi tentang menunggu, sajak-sajak galau, sajak-sajak sedih, puisi tentang patah hati, puisi cantik, puisi tentang melupakan masalalu, puisi tentang kekecewaan, puisi tentang penyesalan, puisi tentang merindukan seseorang, puisi tentang pendekatan

19 komentar:

  1. so sweet. Semoga semua niat baiknya dimudahkan, ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Mak Mira, kita di sini yang baca juga ikut mendoakan. :')

      Hapus
    2. Mak mira & mak hilda : makasih udah membaca dan doanya :D

      Hapus
  2. waaaaaw... cara mengungkapkan minta pengertiannya sangat manis dan menyentuh... semoga secepatnya menjadi Indah... Aamiin :)

    BalasHapus
  3. pemilihan katanya keren kak
    semoga segera dipertemukan dalam dunia nyata ;)

    BalasHapus
  4. aw edod aaminin ah,aamiin :$

    BalasHapus
  5. you go, girl...such a sweet note :)...dan tentu saja seperti yang lain, mengamini niat baikmu :)..Cheers..

    BalasHapus
  6. selamat menunggu-nunggu takdir. :)

    BalasHapus

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)