Starry Sun

Kamis, 14 Februari 2013

surat cinta 2

teruntuk kamu yang dulu pernah mengisi hatiku.
ini surat kedua yang aku tulis untukmu, mungkin pada surat sebelumnya aku menuliskan banyak perpisahan beserta salam dan sedikit airmata di dalamnya. namun kali ini, aku akan menuliskan betapa banyak airmata yang harus aku keluarkan untuk memperoleh keberanian menulis untukmu lagi..

kita dulu.. orang yang saling mencintai, orang yang saling mengasihi dan orang yang saling berbagi..
kita dulu.. orang yang saling melengkapi, orang yang saling membutuhkan dan orang yang saling mencari..
kita dulu orang yang saling memasuki dan mengisi kehidupan masing-masing..
kita dulu.. iya kita dulu..
aku telah memutuskan membalikkan badan dan pergi dengan punggung menjauh, aku sudah benar-benar berusaha. demi tuhan aku sudah benar-benar berusaha. walau aku harus menapaki jalan pulang sendiri tanpa petunjuk dan teman demi tuhan aku telah berusaha.
aku telah berusaha menghapus sisa-sisa perasaan dengan dengan air mata, aku telah berusaha.
aku telah berusaha menyimpan kesepian dan ketakutan sendirian tanpa ingin ada yang berhasil mengendus.
aku telah berusaha terlihat berada di seberang samudra dengan musim semi dan angin meniup lembut wajah.
demi tuhan aku telah berusaha. tapi ternyata aku tidak bisa pergi, aku mengambil jalan memutar tanpa aku sadari, kau berada di pelupuk mataku tanpa pernah pergi. kau membawa angin dingin yang membekukanku tanpa pernah aku sadari. aku terlambat untuk menyadari, demi tuhan aku telah berusaha tapi aku gagal..

aku berenang dalam lautan airmata. aku meringkuk dalam sudut ruang gelap. aku beku dilahap emosiku sendiri. bahkan aku pikir, aku ini telah bodoh. menyadari kegagalan dalam rentang waktu yang terlalu lama. aku bodoh..

remuk, marah, kesal, aku tujukan pada diriku sendiri. aku salahkan pada diriku sendiri. aku takut untuk menyalahkanmu. karena pada kenyataannya kau diam, dan aku bergerak mundur. aku.. ntahlah aku tidak tau lagi apa yang aku rasakan. yang aku tau, aku gagal

aku sampai ke depan singgasanamu, tapi terlihat seperti etalase. aku dapat mengintip dan menelaah ke dalam, namun aku dihalangi kaca. aku seperti menonton lakon masa lalu tanpa bisa meraihnya lagi ku pikir. hah pikiran macam apa ini, kenapa aku berpikir untuk kembali? bukankah aku sendiri yang bilang, jika telah berniat untuk pergi maka jangan kembali lagi. tapi? sudah aku bilang, aku tlah berusaha dan gagal.

aku datang seperti bayangan, tak terlihat dan tak dianggap. lantas salah siapa? dulu aku bersikeras untuk menolak kedatanganmu lagi. lalu kau putar arah dan pergi. aku juga sama, berbalik badan dan pergi. hanya saja, kau berhasil menemukan jalan pulang, sementara aku gagal dan berjalan memutar. aku sampai pada tempat yang sama, tapi sendirian.. aku kaget, waktuku sia-sia untuk pulang. waktuku sia-sia. hingga akhirnya aku menjelma bayangan.

kata seseorang, aku hanya butuh waktu. untuk dapat menbangun tembok pintu masukku lagi. aku hanya butuh waktu untuk terbiasa dengan keadaan yang ada. bukankah yang aku butuhkan adalah kembalinya sebuah kebiasaan ? bukankah yang aku butuhkan adalah sosok kehadiran? aku hanya butuh waktu untuk dapat bertahan sendiri.

kata seseorang, kau mengikuti jejakku yang dahulu. berusaha mengimbangi agar hatimu terobati. ternyata kamu berhasil, selamat.. kamu mungkin bukan yang terbaik untukku.
kamu mungkin diciptakan hanya untuk mengisi sepotong kisah dalam hidupku. kau mungkin bukan ksatria berkuda putih yang mengajakku ke negeri dongeng nanti. kau mungkin hanya sebatang gulali yang sudah hampir habis..

bangun.. bangunkan aku.. bangunkan aku dari mimpi ini.. aku berharap ini hanya sebuah mimpi buruk, dimana aku jatuh dalam keadaan terpahit sepanjang kenanganku. aku menjalani abu-abu sepanjang waktu. sungguh demi tuhan hal itu sudah sangat menyakitkan bagiku. kau tau?
aku bergetar hebat goyah dalam menjalani lakon berlatar abu-abu penuh keraguan dan kegelisahan. maka masihkah aku harus melanjutkan  mimpi buruk itu? dengan membuatnya berhentibpada keadaan paling buruk sehingga aku tak sanggup lagi melanjutkan jalan yang mungkin masih tersedia.

baiklah. mungkin memang salahku yang dulu membiarkanmu pergi tanpa mencegah lenganmu. dan mungkin juga salahku telah membiarkanmu datang dengan membawa keraguan. dan mungkin juga salahku telah membalikkan badan dan pergi dengan kegelisahan. tapi mungkin salah kita berdua telah menjalani kisah yang tidak berakhir bahagia.

14 februari 2013, dari aku yang masih berusaha melanjutkan kegagalan

----------***----------

 kata kunci : sajak-sajak patah hati, kata-kata cantik, sajak-sajak kehilangan, sajak-sajak ditinggalkan orang, sajak-sajak masalalu, puisi tentang menunggu,  sajak-sajak galau, puisi tentang kehilangan seseorang, sajak-sajak sedih, puisi tentang patah hati, puisi tentang ditinggalkan seseorang, puisi tentang masalalu, sajak-sajak masalalu, puisi cantik, puisi tentang melupakan masalalu, puisi tentang kekecewaan, puisi tentang penyesalan, puisi tentang merindukan seseorang, puisi tentang meninggalkan orang

8 komentar:

  1. aduh... bacanya jadi ikutan galau gw (_ _ ')

    BalasHapus
  2. sepertinya di Indonesia butuh Gerakan AYO! Move On :D

    BalasHapus
  3. Ari : baca yg lain juga, galau semua haha
    Aghnan : iye sama2 kawancut hehe
    Reky : ayo move ooooon

    BalasHapus
  4. engkau masih muda ini dek
    yakinkan diri kalau masih ada banyak lelaki yang lebih klop di luar sana
    galau ? pastilah namanya juga sempat memberikan hati ini...

    BalasHapus
  5. Makanya sedang melanjutkan kegagalan :)

    BalasHapus
  6. duh buat gue ya ini? jadi malu :3

    BalasHapus

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)