Starry Sun

Sabtu, 11 April 2015

Hello, goodbye

Dia, laki-laki yang sudah sedikit lama mencampuri hidupku. Menjadi tempat berbagi yang hangat mengusir abai yang terlalu dingin untuk didekap. Aroma risau berhasil ditepisnya dari rongga-rongga keraguanku. Sudah terlalu letih diri ini jika untuk beramah-tamah pada orang yang hanya ingin mengintip kehidupanku. Tapi laki-laki ini, sudah dapat mencuri kerlingan dan meluruhkan segala keluh.

Aku kira kamu orang yang tepat. Sebagai pengganti orang-orang sebelumnya. Aku kira kamu orangnya. Yang akan menetap dan menghuni rumah hati yang diporandakan penghuni sebelumnya. Aku kira kelanaanku berhenti di kamu. Dengan senyuman letih ekspedisi pencarian belahan jiwa yang akan melengkapi.
Ternyata tidak.

Kamu tidak lebih seperti orang-orang sebelumnya yang tidak masuk ke dalam kehidupanku. Bedanya satu. Orang-orang itu memang tidak ku persilahkan karena tak pantas baginya untuk dipersilahkan masuk. Sedangkan kamu sudah mulai ku tawarkan untuk memasuki kehidupanku.
Tapi..

Ternyata kamu pergi. Setelah sedikit membenarkan letak-letak hati yang salah disana sini. Setelah sedikit menancapkan memori-memori yang berhasil diputar berulang-ulang di otak. Setelah sedikit menebar kebiasaan yang mulai ku nikmati dan ku tunggu. Setelah waktu berputar agak berlebihan jika hanya untuk sekedar tidak jadi menetap. Dan setelah begitu banyak kata-kata manis yang mulai ku serap sebagai energi di setiap dentingan detik.

Padahal namamu sudah masuk dalam daftar doa yang diam-diam ku amini. Lantas masuk dalam gelembung-gelembung kebahagiaan yang siap pecah menjadi pemeriah. Dengan diam-diam pula sepasang genggam ini sudah mulai ku kunci, karena tak ingin kehilangan. Pula dengan sua yang sering aku rindukan. Ada begitu banyak cerita yang siap ku bagi denganmu seluruhnya. Karena ku pikir, kamu akan menjadi teman hidupku tidak lama lagi.

Rupanya benar kata orang-orang bahwa menemukan dan memulai cinta baru jauh lebih sulit daripada kembali pada masalalu. Buktinya kamu. Di tengah jalan yang menurutku hampir sampai di ujung proses penjajakan, kamu memilih memutar arah dan kembali ke garis start dimana ada seseorang dari masalalu yang tiba-tiba memintamu kembali. Aku? Tercengang dan penuh peluh di ujung garis finish menunggumu yang tak kunjung datang. Padahal sudah cukup lama kita melaluinya.

Aneh. Rasanya aneh sekali. Memang tidak terlalu banyak kenangan yang bisa aku tuntut padamu sebagai alasan bahwa kamu tidak boleh meninggalkanku. Tapi, bukankah harapan-harapan yang mulai sedikit demi sedikit aku gantungkan padamu, pada akhirnya ingin sekali ku rekam dalam sebuah deretan kenangan. Yang mungkin sekarang hanya menjadi sebuah list tanpa bisa dicoret habis satu per satu. Aku larut dalam airmata.

Perempuan yang dulu pernah mengisi hatimu, ternyata tak pernah lari dari pelupuk mata. Irama lelah yang dilantunkan sejak aku menunggumu, makin miris terisak di telinga. Hahaha tertawai saja aku yang tercengang bodoh di ujung garis finish. Menemui fakta bahwa kamu tak akan pernah sampai untuk memulai start baru denganku. Hahaha tertawai saja aku yang membuang-buang waktu mengharapkanmu. Ternyata runtutan peristiwa yang semakin mendekatkan kita tak ada artinya bagimu dibandingkan dengan perempuan dari masalalu yang mengharapkan peluk dekapmu. Lagi.

Lantas? Bisa apa aku sekarang? Menangis? Bodoh. Tertawa? Tidak lucu. Diam? Pasrah sekali. Tidak akan aku biarkan mata ini menilik dengan seksama punggungmu yang semakin menjauh. Akan ku punggungi pula punggung itu, untuk melambaikan pelan perpisahan. Ayo lekas membenarkan lapak hati yang telah sedikit dikacaukan ini, ada banyak tamu yang akan bertandang. Akan ku pastikan mereka lebih pria darimu.

----------***----------
kata kunci : sajak-sajak patah hati, kata-kata cantik, sajak-sajak kehilangan, sajak-sajak ditinggalkan orang, sajak-sajak masalalu, menunggu, ditinggalkan ketika sedang pendekatan,  rubrik galau blogger unsri, sajak-sajak galau, tentang kehilangan seseorang, sajak-sajak sedih

12 komentar:

  1. Aaahhhh.... Tata bahasanya bikin meleleh....

    Keren....
    Ehiya, gue bales ah~
    "Sayangnya aku sudah terlalu jauh jatuh dalam cinta, hingga tak ingin lagi rasanya dinyamankan sosok sosok baru di luar sana. Layaknya matahari yang membutuhkan samudera untuk pijakan saat menampakan diri, aku masih membutuhkanmu sampai sekarang. Aku bohong, saat mengucap 'Aku bisa bahagia tanpamu'. Ya, bodohnya, Aku masih sangat mencintaimu."

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hmmm jahaaaattt kenapa ninggaliiiiiinnn :( hahaha btw thx balesannya ya bagus :D

      Hapus
  2. Iya dooongs. Bener banget tuh, harus bisa bangkit. Dan yakin pasti ada yang lebih baik untuk menyambut cinta yang kita berikan. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ada yang lebih baik bakal datang nanti :)

      Hapus
  3. serasa ngaca baca ini. wkwk
    ijin ganti dikit ah "Akan ku pastikan mereka lebih wanita darimu" :D

    BalasHapus
  4. itu pengalaman apa ngarang? keren, dalem banget bahasanya:v

    BalasHapus
  5. ketemu agen neptunus juga akhirnya,.. :d
    kereeennn tulisan nya,..

    BalasHapus

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)