Starry Sun

Kamis, 11 September 2014

aku pun sama, tuan.

aku pun miris. atas hati yang teriris-iris. dekapan rindu yang kian mengiris secara sadis. hanya menganga menatap harapan sambil meringis.
aku pun resah. atas hening yang mengada-ada. melepaskan sekelumit bahtera kelinglungan menebar perkara. pula rasa yang melonglongkan banyak asa.
aku pun ragu. atas derita yang melagu. menyebabkan terciptanya atmosfer mengharu-biru. kelak aku kehilangan hati hingga separuh.
aku pun risau. atas diammu yang menggalau. menorehkan bekas luka yang tak kau hirau. lantas sakitnya sampai meracau.
aku pun tertatih-tatih. menelan senyapnya kehilangan nadi. yang menyebabkan kunjungan sepi tiada henti. hingga luka ini ikut terpatri.
aku pun takut. atas kehilangan yang tak pernah luput. menghabiskan sekian juta rasa yang terhanyut. dalam doa sembari tangis kebahagiaanku kau renggut.
aku pun tercekat. atas kehilangan yang kau buat. menghantarkan panas di sekujur raga yang kurang sehat. tidak membiarkan barang sebentar merehat.
aku pun letih. atas pengabaian yang tiada henti. mengiris ulu hati. yang ku rasa menari-nari dalam palung ini
aku pun lelah. atas cacian yang kau helah. menandakan risau menghempaskan asa. atas impian yang tak kunjung nyata
aku pun capek. atas kerikil tajam yang menggerogoti. menerpa janji-janji yang berusaha kita wujudi. menegaskan ada yang salah atas jalan ini
aku pun geram. atas kebisuan yang menggenggam. melibatkan kekacauan batin yang mengasam. lewat rintih tangis lintasan malam.
aku pun bimbang. atas ketidakpekaan yang mengarang. menunggu indah pada kehadiran terang. yang kadang hanya membuat berang.
aku pun menganalisa. atas kepastian tentang asa. relanya terenggut begitu saja. habis tak bersisa.
aku pun gila. atas sosokmu yang mengada-ada. ketercekatan ini mengiringi setiap langkah. mencari kesepakatan diatas dua mata bola.
aku pun galau. atas derita batin yang menggalau. menitikberatkan pada hati yang risau. terjadi perang yang mengkacau balau.
aku pun sakit. atas ketidakpastian yang melilit. menyongsong luka yang kembali menderit-derit. alasan mengapa batin ini timbul jerit.

tuan. percayalah aku pun sama.

----------***----------

kata kunci : sajak-sajak patah hati, kata-kata cantik, sajak-sajak kehilangan, sajak-sajak ditinggalkan orang, sajak-sajak masalalu, puisi tentang menunggu, puisi ditinggalkan ketika sedang pendekatan,  sajak-sajak galau, puisi tentang kehilangan seseorang, sajak-sajak sedih, puisi tentang patah hati, puisi tentang ditinggalkan seseorang, puisi tentang masalalu, sajak-sajak masalalu, puisi cantik, puisi tentang melupakan masalalu, puisi tentang kekecewaan, puisi tentang penyesalan, puisi tentang merindukan seseorang

15 komentar:

  1. Waduh sampai di iris-iris gitu hehehe jagan galau ya neng, btw kalo boleh saran coba perbaiki templatenya supaya orang lebih nyaman membaca konten kamu...

    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe terimakasih masukannya. menurut lo yg mana yg musti diubah ya? gue bingung ngatur templete nya

      Hapus
  2. akupun terharu, atas kalimat yang tertata rapi tak berdebu. akan kah aku bisa menulis sajak seperti itu, ??

    BalasHapus
  3. mbak-mbak, "aku" nya itu ada berapa kata sih, banyak banget!

    BalasHapus
    Balasan
    1. 16 haha gue itung beneran. pake majas yg diulang2 hehe

      Hapus
  4. uhh sweet banget nih kata-katanya kak... :)

    BalasHapus

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)