Starry Sun

Minggu, 30 Maret 2014

jangan pernah pergi

Aku masih setia menunggumu kembali sadar, sayang. Bahwa akulah yang sanggup membawakan mentari padamu. Bahwa akulah yang tidak pernah berusaha meninggalkan walau sudah kamu hantamkan badai pada raga lemahku. Aku terlanjur jatuh dalam cinta yang berkubang dalam. Yang awalnya berisikan sungai manis lagi legit sebelum kamu campurkan racun untuk mengusirku. Tatkala aku masih menikmati sari yang berwarna ini.
kemana kamu yang dulu? aku menawarkanmu matahari terbit, tapi kamu inginkan senja yang datang. menghantarkan gelombang perubahan yang tak berujung, menjadikan kusut dalam setiap tarikan nafasku yang bergemuruh. aku takut jika tidak menjadi kita, dan kamu menjadi orang yang ingin pergi. kamu berada di pagar sedang bersiap melaju. kembalilah sayang, kesini. masuklah. aku akan menjadi rumah yang hangat bagimu. sungguh aku lelah merindukanmu. aku pandai meramu cinta yang mahadahsyat, hingga menelanmu di dalamnya. pun memerahmudakan dunia kita.

kemana saja kamu? aku tak dapat berpikir jernih mendayung dalam lautan emosi. tidak stabil karena kamu tidak seperti dulu. simaklah aku lebih dalam, menuntut kata dalam bisumu yang panjang. aku mencintaimu tanpa hitungan dalam asa yang meluap lagi menggiurkan. menawarkan kepingan kisah indah yang ingin sekali ku lanjutkan bersamamu. padahal itu memang kepingan kisah kita. hanyakah aku menggenggam angin? untukmu airmata ini ku bendung tak menemui alirannya agar tak pula kau temukan kesedihan disana. akan jadi sebabmu meninggalkan aku karena tak mau lagi melihatku berbasuh airmata.

Inginnya aku melupakan pesakitannya barang sebentar sebab pancaran cinta yang perlahan meredup darimu dan lamban laun menghilang menyisakan sorot mata sendu. perasaan yang kian ku paksa pergi makin menjadi-jadi. Beriring abu-abumu yang tak terdeteksi, tak tertebak. Membuat aku menerka-nerka dan mencoba mengendap-endap masuk lewat celah kecil hatimu yang tertutup. mencoba merampungkan setengah hati yang kamu sisakan untukku. senyummu terpatri dalam lembayung ingatan kalbu

Jadilah rumah yang hangat bagiku. Bukakan pintu selebar yang kamu bisa bukakan. Temui aku dalam pelukanmu di ambang pintu yang bertirai cinta. Percayalah bahwa aku merupakan tulang rusukmu yang belum kamu temukan karena aku tlah berusaha memantaskan diri menjadinya.
Masih saja aku sibuk menyusun patahan-patahan hati yang masih tercecer. Kamu meretakkannya namun berdiam diri tak berusaha membantu tanganku yang sudah berlumuran airmata dan darah. Hendakmu pergi dari sana. menumpahkan segala asa yang kita rajut berdua. mengotori lembar putih yang kita tulis berdua dengan tinta kehidupan. demi tuhan, sakitnya menggerogoti jantungku sampai titik terakhir darahku mengalir.

namun bodohnya, masih ku cintaimu dengan kepingan-kepingan hati yang ku susun kembali. mencoba menarik reklame kenangan agar dapat kamu gerayangi manisnya. menuntutmu untuk kembali sadar. tetap. bahwa aku pantas menjadi pendampingmu untuk segala pengorbananku.
cinta, mohon kembali pulang. aku lumpuh, keluh dan membisu menatap bulat matamu yang melihat senduku dengan sangat lantang. ini lebih menyakitkan dari sekedar patah hati. masih adakah cinta yang tersisa di hatimu? apakah waktu yang tlah merubah apapun yang sedang terjadi ini di antara kita? mampukah kita memperbaikinya? maukah gerangan kamu bersamaku mencari puing-puing kesalahan-kesalahan yang kita lewatkan untuk sama-sama kita perbaiki?
kamu alasanku tetap berdiri melawan takdir, jadi jangan pernah pergi.

----------***----------

 kata kunci : sajak-sajak patah hati, kata-kata cantik, sajak-sajak kehilangan, sajak-sajak ditinggalkan orang, sajak-sajak masalalu, puisi tentang menunggu, sajak-sajak galau, puisi tentang kehilangan seseorang, sajak-sajak sedih, puisi tentang patah hati, puisi tentang ditinggalkan seseorang, puisi tentang masalalu, sajak-sajak masalalu, puisi cantik, puisi tentang melupakan masalalu, puisi tentang kekecewaan, puisi tentang penyesalan, puisi tentang merindukan seseorang, puisi tentang meninggalkan orang, puisi tentang menahan orang yang ingin pergi

10 komentar:

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)