Starry Sun

Kamis, 05 Desember 2013

Selamat atas wisudamu

5 desember 2013. Hari ini adalah hari besarmu. Dimana kamu dilantik menjadi sarjana dan benar-benar sudah bebas dari urusan perkuliahan
Aku sungguh sangat bahagia. Kamu akhirnya terlepas dari penelitian syarat tamat. Aku sungguh senang. Kamu dapat memakai toga dan mendapatkan banyak bunga dari orang-orang disekitar. Itu berarti banyak yang menyayangimu. Aku turut bersuka cita atas hari yang kamu tunggu selama 4 tahun menuntut ilmu
Tapi aku sangat bersedih hari ini. Aku tidak dapat menghadiri hari besarmu. Bukan karena aku punya urusan lebih penting, sungguh aku pun menunggu hari ini tiba. Tapi terlebih karena aku bukan siapa-siapa yang harus menghadiri pelantikan sarjanamu. Aku sedih sekali, aku menangis semalaman untuk agar menerima kenyataan ini.

Aku yang selalu ada untukmu dari awal penelitianmu. Aku yang siap membantumu jika kamu butuh bantuan. Aku yang mendengar keluh kesahmu ketika kamu mulai jengah. Aku yang menjadi lampiasan amarahmu ketika kamu emosi karenanya. Aku yang bersabar untuk tidak membuatmu emosi dan marah walaupun aku pun diatas api. Aku yang memberimu semangat walaupun kamu hiraukan. Aku yang memberimu perhatian walau kamu tak membalasnya. Aku yang bersabar dan mencoba pengertian atas ketidakstabilanmu. Aku yang tidak boleh marah agar tidak menambah pikiranmu. Aku yang menemani persiapan seminarmu. Aku yang menemanimu dan menunggumu hingga penelitianmu selesai. Aku.

Tapi aku tidak mempunyai wewenang untuk hadir di hari besar itu. Aku sudah bukan siapa-siapamu lagi menjelang sidang penelitianmu yang sebenarnya ingin sekali ku dampingi. Aku sungguh sedih sekali, tuan.

Aku ingin pergi bersama teman-temanmu ke gedung itu. Memakai dress cantik dengan rambut sedikit ditata dan sepatu ber-hak juga sedikit make up. Menunggu hingga namamu disebut. Memberimu sebuket bunga besar dan boneka wisuda. Berpoto berdua denganmu. Dan berpoto berramai-ramai dengan temanmu. Dan memelukmu yang mengenakan toga karena kebanggaanku. Itu yang aku pikirkan selama aku menemani jalan penelitianmu. Aku pikir akan indah pada akhirnya
Tapi kenyataannya, 5 desember 2013. Aku berada di rumah, menunggu pergantian display picture mu dan teman-temanmu untuk melihatmu mengenakan toga. Juga hanya mengirimimu sebuah pesan selamat. Dan titipan bunga untukmu yang telat ku minta hingga tak sampai padamu. Bulir-bulir airmata mengiringi kesedihanku.

Tuhan, Engkau tahu apa yang aku lalui dan rasakan. Aku tidak punya airmata lagi, namun selalu deras untuknya. Tuhan, aku hanya berpesan padaMu agar memberikan ia kerja yang baik. Dan tolong jaga kesehatannya, karena aku tahu dia masih suka sesak. Tuhan, kabulkan doaku.

----------***----------

 kata kunci : sajak-sajak patah hati, kata-kata cantik, sajak-sajak kehilangan, sajak-sajak ditinggalkan orang, sajak-sajak masalalu, puisi tentang menunggu, sajak-sajak galau, puisi tentang kehilangan seseorang, sajak-sajak sedih, puisi tentang patah hati, puisi tentang ditinggalkan seseorang, puisi tentang masalalu, sajak-sajak masalalu, puisi cantik, puisi tentang melupakan masalalu, puisi tentang kekecewaan, puisi tentang penyesalan, puisi tentang merindukan seseorang, puisi tentang meninggalkan orang

2 komentar:

penulis sangat membutuhkan kritik, saran serta semangat :)